Untuk
meningkatkan kualitas dan daya saing perusahaan yang perlu dibenahi
adalah manusianya. Hal ini dapat dilakukan dengan dengan membangun basic mentality SDMnya
sehingga berkembang kesadaran mutu di setiap lapisan karyawan dari
manajemen puncak hingga karyawan tingkat bawah. Basic mentality adalah
suatu sikap mental yang mendasari cara berfikir, cara bersikap dan cara
bertindak dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari selaras dengan
nilai-nilai perusahaan (Budi Santosa, 2004).Untuk pengembangan basic mentality demi terwujudnya budaya kerja maka peran HRD perlu dioptimalkan. Pengembangan basic mentality
dapat dilakukan melalui program pelatihan dan pengembangan karyawan.
Seperti yang diungkapkan oleh Pheter Sheal (2003 :29) bahwa ada 4 alasan
utama mengapa program pelatihan dan pengembangan staff menjadi semakin
penting:
- Perubahan-perubahan yang cepat dalam teknologi serta tugas-tugas yang diakukan oleh orang-orang
- Kurangnya ketrampilan-keterampilan langsung dan keterampilan jangka panjang
- Perubahan-perubahan dalam harapan-harapan dan komposisi angkatan kerja
- Kompetensi dan tekanan-tekanan pasar demi peningkatan-peningkatan dalam kualitas produk-produk maupun jasa-jasa.
Kalangan
industri seringkali mengeluhkan kualitas SDM yang dihasilkan oleh
dunia pendidikan di Indonesia. Dunia pendidikan sebagai bagian dari
sistem rantai pasok (suply chain) untuk memenuhi SDM di industri masih
terasa ada gap yang dalam antara kompetensi yang dihasilkan oleh dunia
pendidikan dengan standar kompetensi industri. Kondisi ini membuat
industri-industri besar dengan modal kuat bahkan mendirikan lembaga
pendidikan sendiri seperti Texmaco group membangun STT (Seklah Tingi
texmaco) dan SMK Texmaco, Astra group memilikib Politeknik Astra sedangkan PT.
Apac Inti Corpora membangun Griya Pelatihan Apac (Gripac) sebagai
pusat pelatihan dan pengembangan karyawan yang dimilikinya dan
menjadikannya sebagai bagian dari suply chain SDMnya. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa pelatihan dan pengembangan SDM di Industri perlu
dikelola secara profesional.
Beberapa pendekatan pelatihan dan pengembangan SDM yang dilakukan di Industri antara lain :
1. Pelatihan di tempat kerja (on the job tarining)
2. Pelatihan di luar tempat kerja (off the job training)
3. Studi lanjut
4. Sosialisasi
Yang
perlu diingat adalah program pendidikan dan pelatihan karyawan harus
dilakukan dengan perencanaan yang baik. Perlu dilakukan analisis
kebutuha pendidikan dan pelatihan bagi karyawan sebelum memutuskan untuk
mengadakan pelatihan. Mengingat bahwa program diklat pada dasarnya diselenggarakan sebagai sarana untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi gap
(kesenjangan) antara kompetensi yang ada saat ini dengan kompetensi
standard atau yang diharapkan untuk dilakukan oleh seseorang, maka dalam
hal ini analisis kebutuhan diklat merupakan alat untuk
mengidentifikasi gap-gap yang ada tersebut dan melakukan analisis apakah gap-gap
tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan melalui suatu program
diklat. Seperti yang diungkapakan Johanes popu (2002) bahwa tanpa
analisis kebutuhan yang sungguh-sungguh maka dapat dipastikan bahwa
program pelatihan yang dirancang hanya akan berlangsung sukses di ruang
kelas atau tempat pelaksanaan pelatihan semata.Tak bisa dipungkiri sistem kompensasi dan pola karier di suatu perusahaan menjadi alasan utama seseorang untuk bertahan sebagai bagian dari perusahaan itu. Pola karir dan sistem kompensasi sebagai bagian dari upaya memotivasi karyawan harus mampu dikelola oleh HRD secara efektif. Motivasi berdasar hirarkis kebutuhan yang diungkapkan oleh Abraham Maslow yang meliputi kebutuhan fisiologis dasar, rasa aman, dicintai dan disayang, dihargai dan aktualisasi diri perlu diperhatikan dalam mengembangkan, meningkatkan dan memepertahankan karyawan. Menyeimbangkan antara kebutuhan dan harapan perusahaan dengan kebutuhan dan harapan karyawan sesuai dengan kontribusi terhadap perusahaan memang bukan pekejaan yang mudah. Para pemegang kebijakan di HRD dituntut untuk semakin proaktif untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, menghargai kreativitas karyawan, mendengar aspirasi karyawan dan membuat program pengembangan dan peningkatan motivasi bagi karyawan dari waktu ke waktu melalui fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia. Daya saing perusahaan dan standar kualtas akan tercapai jika dilandasi kesadaran mutu seluruh lapisan karyawan. Kesadaran mutu akan tercapai jika HRD mampu membangun image perusahaan di mata karyawan
No comments:
Post a Comment